Nah Kan, Ambon - Balita 4 tahun, warga Dusun Wara Kolam Sembilan, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon, Maluku dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (21/5) setelah mendapatkan penolakan pengobatan di empat rumah sakit di Kota Ambon. Sebagian besar penolakan dilatarbelakangi oleh pandemi Covid-19.
Balita bernama Rafadan tersebut sebelumnya diketahui sempat dirawat di RSUD Haulussy, Ambon, sebelum virus corona masuk ke Indonesia. Dia dirawat dengan keluhan penyakit anemia aplastik.
Anemia aplastik merupakan penyakit langka akibat kelainan pada sumsum tulang yang mengakibatkan organ tersebut tak bisa memproduksi sel darah dalam jumlah cukup. Jika tak cepat ditangani, kondisi ini bisa mengancam nyawa.
Selama dua pekan, kondisi Rafadan mulai membalik. Namun, belakangan anemia aplastik yang didapnya kembali memburuk. "Butuh perawatan, tapi pengobatan terkendala corona," ujar orang tua korban, Ahmad Basoni (40), seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (21/5).
Sebelum dinyatakan meninggal dunia, Basoni mengaku telah melarikan Rafadan ke empat rumah sakit pada Rabu (20/5). Yang pertama adalah RS Al Fatah yang menolak korban untuk pertama kali. Alih-alih mengobati, pihak RS malah menyarankan Rafadan untuk menjalani rapid test di luar rumah sakit untuk kemudian ditangani di RS Al Fatah.
"Rumah sakit enggak punya alat tes cepat, jadi silakan pasien rapid test dulu di luar [RS] baru bisa rawat inap di sini," kata Basoni, meniru ucapan petugas RS.
Setelah ditolak, Basoni dan istri membawa Rafadan menuju Rumah Sakit Tentara (RST) di kawasan Pohon Pule Nusaniwe, Ambon. Rafadan kembali mendapat penolakan lantaran dokter anak di RS yang bersangkutan tengah melakukan perjalanan dinas luar daerah.
Tak patah arang, Basoni kemudian membawa Rafadan ke RS Bhakti Rahayu yang baru diketahuinya tak beroperasi dengan pintu gerbang yang tergembok.
Selanjutnya, Rafadan dibawa ke RS Sumber Hidup GMP. Namun, karena RS masih dalam proses sterilisasi setelah satu pasien Covid-19 dinyatakan meninggal, Rafadan kembali ditolak. Selama masa sterilisasi, rumah sakit tak menerima pasien anyar.
Basoni kemudian kembali membawa Rafadan ke RSUD Haulussy. Tapi nahas, setibanya di sana, rumah sakit ditutup sementara selama 14 hari setelah 17 perawat dinyatakan terinfeksi virus corona.
Hari ini, Kamis (21/5), rencananya Rafadan dibawa ke RS Bhayangkara. Namun nahas, Rafadan mengembuskan napas terakhir di tengah perjalanan. Jenazah disemayamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Dusun Warasia, Desa Batu Merah, Ambon.
Rafadan bukan yang warga Ambon pertama yang meninggal dunia karena tak sempat mendapatkan pertolongan akibat pandemi Covid-19. Sebelumnya, dua pasien warga Ambon lain yang mendapatkan penolakan dari pihak rumah sakit juga dinyatakan meninggal dunia di tengah perjalanan.
Posting Komentar