TERANCAM: Bendungan irigasi Desa Kunangan yang terancam stockpile batu bara. (Doc: DETAIL/Uun Suheli) |
Nah Kan, Muaro Jambi – Nasib petani ternyata makin tak beruntung. Misalnya yang terjadi di Desa Kunangan, Kabupaten Muaro Jambi, sawah milik petani seluas 120 hektar malah berubah fungsi setengahnya atau 50 hektar menjadi stockpile batubara, batu split, kerikil serta pasir milik perusahaan.
Uun, salah satu petani setempat mengeluhkan sisa sawah yang hanya tersisa 70 hektar yang dikelola 219 petani. Rata-rata produksi 5 ton per tahun.
“Di sawah ini telah dikembangkan benih varietas lokal Sailun Salimbai (nama sebutan Kabupaten Muaro Jambi) yang telah dipatenkan,” kata pria juga anggota Gapoktan Bina Tani seperti dilansir Detail.id, Senin, 27 Juli 2020.
Desa Kunangan telah ditetapkan sebagai Kampung Reforma Agraria oleh BPN Muaro beberapa waktu lalu. Warga Desa Kunangan mengembangkan beras lokal merek Kunangan dan Kerupuk merek Kemplang Sengarat.
Lagi pula, ia berkata 93 bidang sawah di Desa Kunangan telah dipetakan dan disertifikatkan melalui Program Redistribusi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Muaro Jambi bersama SETARA Jambi – salah satu LSM -- yang mensyaratkan bahwa lahan yang telah disertifikatkan tidak dapat dialih fungsikan tanpa seizin BPN.
Saat ini sebagian besar lahan kebun yang ada di Desa Kunangan telah beralih kepemilikan kepada pengusaha. “Banyak warga yang telah menjual tanahnya karena tidak ada pilihan ketika membutuhkan dana ataupun termakan bujuk rayu,” ujarnya.
Ia khawatir, dengan kondisi tersebut, warga desa akan berujung pada jurang kemiskinan alias menjadi buruh di tanah sendiri.
Kembali ke soal stockpile tambang batu bara, boleh dibilang, kini petani risau dengan keberadaan stockpile batu bara. Masalahnya, salah satu stockpile tersebut menimbun irigasi yang diduga akan berdampak buruk nasib sawah petani di Desa Kunangan.
“Banyak dampak buruknya. Tidak berfungsinya irigasi, sebagai satu-satunya sumber pengairan sungai selama ini. Abu batu bara akan menutupi stomata daun sehingga menghambat pertumbuhkan padi, mengakibatkan terkontaminasinya unsur hara tanah. Sehingga akan berdampak buruk serta menurunkan hasil produksi petani,” ucapnya.
Soal keberadaan stockpile ini dikonfirmasikan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muaro Jambi, Firmansyah namun dia bungkam. dikutip dari Detail.id pada Minggu, 26 Juli 2020..
Reporter: Bob
Posting Komentar